PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN KOTORAN SAPI DAN KOTORAN AYAM SEBAGAI BAHAN ENERGI ALTERNATIF BIOGAS

Authors

  • Ratna Dwi Praptiwi Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur
  • Mohammad Mirwan Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur

Keywords:

Sampah Organik, Kotoran Ternak, Biogas

Abstract

Sampah organik merupakan sisa dari suatu bahan yang telah dibuang, tetapi masih dapat dimanfaatkan keberadaannya. Nutrisi yang terkandung pada sampah pasar tradisional dapat dipadukan dengan kotoran ternak yaitu kotoran sapi dan kotoran ayam sehingga dilakukan penelitian yang menghasilkan energi alternatif biogas agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penguraian bahan organik dilakukan dengan proses fermentasi oleh mikroorganisme pada bahan yang berlangsung secara anaerobik untuk menghasilkan gas metan. Adapun variasi rasio yang digunakan yakni pada campuran bahan sampah organik pasar tradisional dengan kotoran sapi (90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50) juga pada campuran bahan sampah organik pasar tradisional dengan kotoran ayam (90:10, 80:20, 70:30, 60:40, 50:50) masing-masing pada volume reaktor 6 liter dengan waktu proses fermentasi selama 7 dan 14 hari. Parameter yang dianalisa terdiri dari kadar air, suhu, pH, dan C/N rasio. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan biogas terbaik diperoleh pada waktu fermentasi selama 14 hari pada variasi campuran bahan sampah organik dengan kotoran sapi pada perbandingan 80:20 dengan kadar air sebesar 90,7%, rasio C/N sebesar 146,4%, ditandai dengan kenaikan suhu mencapai 320C juga dengan nyala api paling lama yaitu selama 2,10 menit dan indikator nyala api berwarna biru.

Downloads

Published

2023-08-13

How to Cite

Praptiwi, R. D., & Mirwan, M. (2023). PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK PASAR TRADISIONAL DENGAN PENAMBAHAN KOTORAN SAPI DAN KOTORAN AYAM SEBAGAI BAHAN ENERGI ALTERNATIF BIOGAS. Envirous, 1(2), 26–31. Retrieved from https://envirous.upnjatim.ac.id/index.php/envirous/article/view/110