Estimasi Dampak Global Warming Potential Limbah B3 Tambang Limestone Pabrik Semen Dengan Sistem Pengolahan Insinerasi Menggunakan Metode Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Abstract

Limbah B3 secara signifikan meningkatkan produksi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat mempengaruhi Global Warming Potential (GWP). Salah satu industri atau pabrik semen di Pulau Sumatera Indonesia mampu menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK) dari limbah B3 pada saat penambangan (tambang limestone). Penelitian ini memiliki goals untuk mengestimasikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan sistem proses pembakaran (insinerasi) menggunakan metode IPCC. Metode IPCC mengestimasikan emisi karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan dinitrogen monoksida (N₂O), yang kemudian dikonversikan menjadi dampak Global Warming Potential (GWP). Perkiraan dampak Global Warming Potential (GWP) pada tahun 2022 adalah sebesar 7,296E+01 Ton CO₂ eq. Rinciannya yakni emisi CO₂ 7,296E+01 Ton CO₂, emisi CH₄ 1,348E-06 Ton CH₄, dan emisi N₂O 6,739E-06 Ton N₂O. Emisi CO₂ diketahui mempunyai dampak paling besar, yakni mencapai 99,997098%, dengan kontributor dominan adalah limbah B3 cair jenis oli bekas.

Hazardous waste significantly increases the production of Green House Gases (GHG) which can affect the Global Warming Potential (GWP). One of the industries or cement factories on the Indonesian island of Sumatra is capable of producing Green House Gases (GHG) from hazardous waste during mining (limestone mining). The aim of this research is to estimate Green House Gas (GHG) emissions with a combustion process system (incineration) using the IPCC method. The IPCC method estimates emissions of carbon dioxide (CO₂), methane (CH₄), and nitrous monoxide (N₂O), which are then converted into Global Warming Potential (GWP) impacts. The estimated impact of Global Warming Potential (GWP) in 2022 is 7,296E+01 Tons CO₂ eq. The details are CO₂ emissions of 7,296E+01 tons of CO₂, CH₄ emissions of 1,348E-06 tons of CH₄, and N₂O emissions of 6,739E-06 tons of N₂O. CO₂ emissions are known to have the greatest impact, reaching 99.997098%, with the dominant contributor being liquid hazardous waste such as used oil.